Srandul adalah sejenis kesenian yang dimainkan oleh para pria dengan di iringi alunan kendang, kenong, gong dan angklung. Pertunjukkan yang berdurasi kurang lebih delapan jam ini menceritakan tentang aktifitas keseharian masyarakat, mulai dari memetik buah sampai kepada proses mencari pasangan. Pertunjukkan ini menuntut para pemain untuk menguasai tarian dan syair-syair yang di lantunkan.
Para pelakon sambil mengitari sebuah obor melantunkan syair-syair disertai dengan gerakan tari khas. Uniknya pertunjukkan ini meskipun ada tokoh perempuan, tetapi tetap saja yang memerankan seorang pria dengan memakai atribut wanita. Alasannya karena seorang wanita tidak pantas menari dan nembang di hadapan orang yang bukan muhrimnya. Nilai ini sangat kental kaitannya dengan ajaran-ajaran Islam. Pemain perkusi tidak hanya menabuh dan memukul alat musik, tetapi juga melantunkan syair sebagai sahutan lantun dari para aktor yang di mainkan
Syair-syair yang dilantunkan juga menggambarkan rasa syukur masyarakat terhadap sang Pencipta atas limpahan rizqy yang diberikanNya. Hal ini tercermin dalam beberapa syair yang mengagungkan nam Alloh dan Rasulullah. Dalam setiap pertunjukkan kurang lebih ada 25 syair yang dilantunkan secara bergantian sesuai dengan lakon yang diperankan.
Kesenian yang sudah hampir 50 tahun ditelan zaman ini mulai dimainkan kembali oleh generasi ketiga di Jepitu, Gunung Kidul. Melalui pelaku-pelaku kesenian yang masih hidup, mereka menggali kembali tentang tekhnik serta syair-syair yang dilantunkan saat pertunjukkan.
Tembi, Bantul, Jogjakarta 22 Juni 2008 14.33 WIB
Bruang .
Rabu, 25 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar