Jumat, 07 September 2007

Merah Putih Cemang Cemong



15 hari lagi bangsa ini akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke 62. Ironis sekali ketika melihat usia kemerdekaan yang seharusnya mapan, ternyata tidak semua orang di negara ini bisa merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Sidoarjo adalah sebuah potret kecil ketidak merdekaan yang terjadi di negeri ini. Tepatnya tgl 29 mei 2006 masyarakat Sidoarjo di kagetkan dengan semburan lumpur panas yang berasal dari areal pengeboran PT. LAPINDO BRANTAS. Buah dari semburan lumpur ini 2 kelurahan -Siring dan Jatirejo-, 3 Desa (Renokenongo, Kedung Bendo, Ketapang) terendam. Bukan hanya rumah, sekolah dan tempat ibadah saja, tetapi mata pencaharian merekapun ikut terhenti.

Menurut catatan harian KOMPAS -26 Mei 2007- ada 10.426 rumah,33 Sekolah, 31 Pabrik dan 65 Masjid dan Mushola yang terendam. Menurut Sebaktian Lubis (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) diperkirakan membutuhkan waktu 31 tahun agar semburan lumpur ini dapat berhenti. Diperkirakan kerugiannya mencapai
Rp33,27 triliun.

Hari ini genap 1 tahun 3 bulan usia semburan lumpur dan penderitaan warga Sidoarjo. Dan sampai detik ini pemerintah masih belum bisa memberikan kemerdekaan bagi mereka untuk dapat hidup dengan layak. Hari ini ratusan warga masih tinggal di tenda-tenda darurat yang mereka dirikan di pinggir-pinggir jalan tol Porong Gempol, di lintasan kereta Api, dan tempat-tempat dimana mereka bisa selamat dari luapan lumpur. Lapar, resah, takut, kesal mewarnai hari-hari mereka di tempat-tempat pengungsian. Ketidak mampuan pemerintah dalam mendesak PT. LAPINDO BRANTAS membuat penderitaan ini semakin berkepanjangan. Segala cara telah ditempuh oleh mereka untuk mendapatkan haknya. Mulai dari aksi protes, sidang pengadilan, sampai sumpah massal yang dipandu Budayawan kondang. Tetapi hasilnya tetap saja sama. Sampai kapan mereka harus hidup di tempat pengungsian?, sampai kapan mereka harus makan dari belas kasihan orang?, sampai kapan mereka harus berteriak?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang selalu muncul di hati dan pikiran mereka. Kalau saja pemerintah serius menangani kasus ini, maka penderitaan warga Sidoarjo akan selesai dalam kurun waktu 6 bulan.


Dari potret ini jelas bahwa HUT RI yang kita rayakan setiap tahunnya adalah sebuah perayaan kemerdekaan semu.

Mampang, 2 Agustus 2007

Bangor

Tidak ada komentar: